Live

M A B R U R I-B L O G : S e l a m a t. D a t a n g. D i r u m a h. K e c i l. K a m i. S e m o g a. B l o g. I n i. B a r o k a h. U n t u k. P a r a. P e m b a c a. S e m u a n y a.

Rabu, 14 Desember 2016

RESENSI BUKU : التربية الإسلامية فى سورة النساء (Prof. Dr. Ali Abd. Halim Mahmud)



Judul Buku                : التربية الإسلامية فى سورة النساء
Penulis                        : Prof. Dr. Ali Abd. Halim Mahmud
Penerbit                      : Syirkah al-amal li al-tajhizat al-fanniyyah
Tahun Terbit             : 1999 M
Cetakan                      : -
Jumlah Halaman       : 481 Halaman

A.      Pengantar
Buku ini merupakan rangkaian dari silsilah pembahasan buku tentang pendidikan yang ada di dalam al-Qur’an yang terdiri dari tujuh halaqah. Dan kitab ini, yang membahas tentang Pendidikan Islam dalam surat al-Nisa’  merupakan hasil kajian beliau untuk seri yang ke enam, dari tujuh seri kitab beliau yang membahas tentang Al-Dirasah Al-Islamiyyah. Ketujuh seri kitab beliau adalah ;
1) التربية الإسلامية في سورة المائدة، 2) التربية الإسلامية في سورة النور، 3) التربية الإسلامية في سورة آل عمران، 4) التربية الإسلامية في سورة الأحزاب، 5) التربية الإسلامية في سورة الأنفال، 6) التربية الإسلامية في سورة النساء، 7) التربية الإسلامية في سورة التوبة
Sebagai sesuatu yang sangat penting bagi kaum muslimin khususnya yaitu melakukan pendidikan dan pengajaran dengan melalui al-Qur’an dan sunnah Nabi, sebagai sumber pertama dan utama untuk mencapai tujuan hidup yang diinginkan abaik sebagai individu, maupun sebagai masyarakat.
Para ulama sepakat bahwa hal paling utama yang dibutuhkan oleh manusia dalam ilmu dan pendidikan adalah pendidikan karakter yang berkaitan dengan akidah, ibadah dan hubungannya dengan sesama Manusia, untuk mencapai kehidupan yang sempurna dan bahagian di dunia dan akhirat. Semua itu sudah termaktub dalam al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Kedua sumber tersebut merupakan kurikulum dalam pendidikan yang tidak akan lekang oleh jaman. Dan salah satu nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil dan dijadikan pijakan oleh kaum Muslimin adalah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam surat al-Nisa’.
Surat al-Nisa’ merupakan salah satu susat dalam al-Qur’an yang dalam urutan Mushhaf berada pada urutan ke 4 setelah surat Ali Imran. Menurut Syeh al-Fairuz Abadi, surat al-Nisa’ disebut surat al-Nisa’ al-kubra sedangkan surat al-Thalaq disebut surat al-Nisa’ al-shughra.
Ditambahkannya kata al-Nisa’ pada surat ini, karena surat ini penuh dengan hukum-hukum yang khusus kepada perempuan (wanita) baik kapasitasnya sebagai seorang istri, anak, maupun sebagai seorang ibu, hukum tentang hubungan suami istri, hukum mawarits, dan lain-lain.
Jumlah ayat dalam surat al-Nisa’ ada tiga fersi. Menurut Ahlul Madinah, Makkah dan Bashrah jumlah ayatnya terdiri dari 175 ayat, menurut Ahlul Kufah 176 ayat dan menurut ahlul al-syam terdiri dari 177 ayat.

B.       Profil Dr. Ali Abd. Halim Mahmud
ali abdul halim mahmud
Syeikh Abdul Halim Mahmud lahir pada 12 Mei 1910, bersamaan 2  Jamadil Awal 1328 hijrah di desa Abou Ahmed (sekarang Al Salam), di kawasan Pentadbiran Bilbeis Sharqeya, 50 kilometer utara timur dari kairo, Mesir.
Beliau dibesarkan dalam sebuah keluarga pertengahan dan mempunyai pertalian keturunan (nasab) dari cucu al-hussein hingga rasulullah sallahualaihiwassalam. Ayahnya adalah seorang Azhari (bekas pelajar Azhar) dan bekerja sebagai seorang hakim desa. Syeikh Abd al-Halim mula menghafal Al-Qur'an di desa Kuttab. beliau menyelesaikan hafalan tersebut pada usia yang sangat muda.
Syeikh Abd Halim mendapatkan pendidikan tinggi di Universitas Azhar pada tahun 1928. Pada waktu itu pendidikan Azhar tidak terbagi kepada beberapa fakultas. Syeikh Abd Halim Mahmud menuntut ilmu dengan beberapa orang syeikh Azhar yang terkenal pada masa itu seperti Syeikh Mahmud Shaltut, Syeikh Hamid Meheisen, Syeikh al-Zankaloni, Syeikh Muhammad Abd-Allah Daraz, Syeikh Muhammad Mustafa al-Maraghi dan Syeikh Mustafa Abdurraziq
Pada tahun 1932, Syeikh Abd Halim lulus al-Azhar. Setelah lulus, beliau pergi ke Perancis melanjutkan studinya didampingi isteri tercinta. Berkat usahanya yang gigih, tanpa mengenal lelah, maka akhirnya beliau berhasil memperolehi gelar Ph.D-nya dalam bidang Falsafah dari Universite de Paris - La Sorbonne pada tahun 1940. Syeikh Abd al-Halim menyelesaikan tesisnya dalam bidang tasawuf dan mengkaji kehidupan al-Harith ibn-Asad Al-Muhasibi pada tahun 1940. Beliau dibimbing oleh Masignon seorang orientalis( barat).
Sekembalinya di tanah air (mesir), Syeikh Abd Halim mengawali karirnya sebagai seorang profesor di Fakultas Bahasa Arab di Universitas  al-Azhar As-syarif. Beliau kemudian dipindahkan ke Fakultas Agama pada tahun 1951. Disana beliau di lantik menjadi dekan fakultas pada tahun 1964. Pada tahun 1969, beliau diangkat sebagai Sekretaris Jendral Majlis Penyelidikan Islam (al-Buhuth al Majma '-Islamiya). Pada tahun 1970, beliau dilantik sebagai wakil al-Azhar (Imam). Pada tahun 1971, beliau menjadi Menteri Waqaf dan kemudian dilantik sebagai Imam besar al-Azhar pada tahun 1973 sampai wafatnya..
Di al-Azhar beliau melakukan beberapa langkah besar, seperti membentuk pusat-pusat tahfidz al-Qur’an di seluruh kota dan propinsi, mengoptimalkan peran ma’had ibtida’iyah al-Azhar, ma’had tsanawiyah al-Azhar, ma’had askariyah (militer) dan ma’had untuk pelajar putri. Syaikh Abdul Halim Mahmud dimasa kepemimpinannya juga mendesak pemerintah Mesir untuk menerapkan syariat Islam. Karena menurut beliau, penerapan syariat Islam adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan kejayaan Islam. Dia dikenal karena pendekatan modernisasi mengajar di Al Azhar, memberitakan moderasi dan merangkul ilmu pengetahuan modern sebagai kewajiban agama.
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, meninggal di Kairo pada tanggal 17 Oktober 1978 dalam usia 68 tahun. dia dikenang karena menghidupkan kembali tasawuf melalui tulisan produktif pada tahun (1910-1978), beliau dikenang sebagai mantan rektor al-Azhar yang menulis banyak tentang tasawuf. Dan dia juga dikenang memiliki kemampuan yang unik untuk mengintegrasikan dimensi eksoteris dan esoteris Islam. dan dia adalah orang yang berpengaruh pada tahun 1960-1970-an, periode Sadat di mana kebangkitan Islam mulai bangkit di Mesir. "

C.      Deskripsi Isi Kitab
Kitab ini merupakan hasil kajian ke enam dari tujuh seri kitab tentang “al-Tarbiyyah fi al-Qur’an” yang disusun oleh Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud. Pembahasan dalam kitab ini terdiri dari lima belas Pokok bahasan. Dalam masing-masing Pokok bahasan  tersebut, penulis membaginya lagi ke dalam beberapa sub sesuai urutan dengan mengemukakan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam setiap ayat tersebut. Ke lima belas pokok bahasan tersebut adalah ;
1.      Pokok bahasan 1, terdiri dari 35 ayat, mulai ayat 1 sampai 35, membahas tentang hak dan kewajiban Perempuan dan Masyarakat secara umum.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah;  tentang keesaan dan ketaqwaan kepada Allah, asal manusia dari satu jiwa (Nabi Adam dan Hawa), kewajiban menjaga kekerabatan, kewajiban memelihara anak yatim dan menjaga hartanya, ditempatkannya wanita pada tempat yang terhormat, laki-laki boleh menikahi perempuan sampai 4, tentang hukum mawarits, tidak boleh mengurangi hak-hak wanita, dua hal yang harus diperhatikan dalam mengatur dan memperbaiki masyarakat, yatu ; memperbaiki manusia dari perbuatan dosa (zina, liwath, musafahah, dll), selalu mulazamah terhadap ketentuan dan aturan Allah
2.      Pokok bahasan 2, Mulai ayat  36 – ayat 43, tentang Pembebasan Masyarakat dari Syirik dan hal-hal Tercela.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam  ayat-ayat tersebut adalah tentang ibadah kepada Allah SWT, berbuat baik kepada orang tua dan kerabat dan anak yatim serta tetangga, menghindar dari sifat-sifat bakhil, riba dan bersekutu dengan setan serta menghindar dari kejelekan-kejelekan lainnya. nilai-nilai yang terkandung dalam ayat tersebut disyariatkannya tayammum ketika tidak ada air.

3.      Pokok bahasan 3, mulai ayat 44 – ayat 57, membahas tentang Orang Yahudi dan Ahlul Kitab serta Keadaan Mereka,.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam  ayat-ayat tersebut adalah dua kelompok yang paling memusuhi islam yaitu yahudi dan nasrani, serta sifat-sifat mereka yang munafik (ketika dihadapan orang islam mereka menyatakan tunduk tapi ketika dibelakang orang islam mereka menentang) serta sifat-sifat kejelekan lainnya.
4.      Pokok bahasan 4, mulai ayat 58 – 87, menjelaskan beberapa hal yang menjadi penyangga tegaknya hukum Islam, antara lain ; a) budi pekerti yang luhur, seperti amanah, adil, taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ulil amri, b) jihad di jalan Allah.
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah Tentang Perintah Allah untuk melaksanakan Amanah dan menegakkan Syari’at, beberapa pelajaran tentang pendidikan ke-Jihad-an bagi pribadi dan masyarakat serta tentang kepemimpinan.
Amanah menurut para ulama dapat dikategorikan menjadi empat; 1) Amanah Manusia kepada Tuhan-Nya, berupa amanah pancaindera yang lima (lisan, mata, telinga, tangan dan kaki) untuk selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, 2) Amanah Manusia terhadap sesame Makhluk, seperti amanah pada saat menerima titipan, 3) Amanah terhadap dirinya sendiri, seperti memilih hal yang terbaik bagi dirinya dalam urusan Agama dan dunia, 4) Amanah dalam arti mengembalikan segala hal yang menjadi pertentangan kepada Allah dan Rasul-Nya (kapada al-Qur’an dan Hadits)

5.      Pokok bahasan 5, mulai ayat 88 – 94, membahas tentang orang-orang Munafik .
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah pembahasan sifat-sifat orang munafik, keadaan mereka, tatacara berhubungan dengan mereka, serta hukuman membunuh seseorang baik secara sengaja ataupu karena keliru.

6.      Pokok bahasan 6, mulai ayat 95 – 104, membahas tentang Tata cara berperang di jalan Allah
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah berbedanya pahala antara orang yang berjihad dijalan Allah dan orang yang tidak jihad, jihad dengan harta dan jihad dengan jiwa, orang yang tidak ikut berjihad dijalan Allah adalah zhalim, kewajiban shalat maktubah, tata cara shalat khouf dan perperangan antara orang islam dan orang kafir.
7.      Pokok bahasan 7, mulai ayat 105 – 115, Membahas tentang tujuan diturunkannya Al-Quran serta penjelasan tentang keadaan orang-orang munafik dan setan
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa Al-Quran berisi tentang perkara-perkara yang haq, rahmatnya Allah yang luas dengan menerima taubat, Syirik kepada Allah merupakan dosa besar dan dosa yang tidak diampuni, Jalan untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dengan selalu berpegang pada kiabullah dan sunnah nabinya, serta kewajiban mengikuti rosul dan tidak menentangnya serta menjelaskan tentang akibat atau hukuman yang menentang rosul dan tidak  mengikuti jalannya orang mukmin.   
8.      Pokok bahasan 8, mulai ayat 116 – 126, membahas tentang  Ampunan Allah terhadap semua dosa kecuali Syirik serta perbuatan dan balasannya menurut Allah ta’ala
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang ampunan Allah terhadap semua dosa yang dilakukan oleh manusia kecuali syirik, bahwa balasan terhadap perbuatan didasarkan atas kadar keiman dan perbuatan manusia, ketentuan umum dalam balasan perbuatan adalah من يعمل سوءا يجز به, bahwa paling baiknya agama serta paling dekatnya agama kepada ridha Allah adalah berserah dirinya manusia kepada Allah Ta’ala, dan kepasrahannya terhdap ketentuan Allah serta tunduknya segala perintah dan larangan Allah.
9.      Pokok bahasan 9, mulai ayat 127 – 134, membahas tentang  beberapa hukum yang berkaitan dengan perempuan
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang Hukum menikah dengan perempua-perempuan yatim, bergaul dengan perempuan yang nusus, dianjurkannya untuk berdamai ketika ada perselisihan antara suami dan istri, ketidakmampuan suami untuk adil jika beristri lebih dari satu, bolehnya cerai, ditututnya manusia agar selalu berlaku adil sekalipun berlawanan dengan dirinya maupun keluarganya
10.  Pokok bahasan 10, mulai ayat 135 – 152, membahas Wasiat bagi orang-orang mukmin
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang selalu beriman kepada Allah, bahwa kekafiran kepada Allah mereupakan suatu kesesatan, ancaman adanya siksa bagi prang-orang munafik yaitu orang-orang beriman kemudian kafi, beriman kemudian kafir dan orang-orang yang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.
11.  Pokok bahasan 11, mulai ayat 153 – 162, membahas tentang Yahudi dan pertentangannya terhadap kebenaran
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa orang-orang yahudi dimanapun dan kapanpun akan selalu menentang terhadap kebenaran (islam dan muslimin), bahwa orang-orang yahudi mempunyai sejarah masa lalu terhadap hal-hal yang bathil, yahudi merupakan guru Besarnya kemunafikan.
12.  Pokok bahasan 12, mulai ayat 163 – 170, tentang satu kesatuan konsep para rasul
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang segala sesuatu yang diwahyukan kepada nabi Muhammad juga diwahyukan kepada rasul sebelumnya, jauh dari kebenaran dapat menyebabkan 2 hal yaitu kufur kepada Allah dan menghalangi manusia untuk beriman, bahwa utusan yang terakhir adalah nabi Muhammad yang dutus oleh Allah untuk seluruh manusia.
13.  Pokok bahasan 13, mulai ayat 171 – 173, membahas tentang Ketentuan bahwa mayoritas  ahlu al-kitab adalah orang-orang ekstrim.
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa ekstrim dalam agama itu dilarang, bahwa keesaan Allah merupakan sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, golongan yang mengatakan Allah 3 itu kafir adalah syirik, ibadah kepada Allah tidak memerlukan perantara.
14.  Pokok bahasan 14, mulai ayat 174 – 175, Membahas tentang seruan kepada manusia untuk beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad.
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah member nikmat kepada manusia berupa utusan yang terakhir yaitu nabi muahammad, Al-Quran adalah cahaya yang menunjukkan manusia kepada kebenaran.
15.  Pokok bahasan 15, terdapat pada ayat 176, Penjelasan hukum “Kalalah”. Kalalah adalah orang yang mati tanpa ahli waris tidak memiliki orang tua dan anak.
Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa syariat islam adalah syariat yang sempurna dan memerintahkan manusia untuk selalu berpegang teguh terhadap syariat islam, Allah SWT menjelaskan tentang tirkah untuk memberi petunjuk kepada manusia agar tidak tersesat, serta kewajiban kepada orang-orang muslim untuk mempercayai bahwa segal ketentuan Allah adalah untuk kebaikan manusia baik agama maupun dunianya.

Secara Global, nilai-nilai Pendidikan yang terkadung dalam Surat al-Nisa’, dapat kami paparkan sebagimana berikut :
1.      Nilai-nilai yang berkaitan dengan keluarga, yaitu ;
a)      Hubungan tentang suami istri berupa hak dan kewajiban, kasih sayang dan lain-lain
b)      Berbuat baik kepada anak yatim, orang miskin dan lemah baik kerabat dekat maupun kerabat jauh
c)      Ketentuan tentang kebebasan berkehendak dalam membangun keluarga dan tidak didasari adanya pemaksaan kehendak
2.      Nilai-nilai pendidikan yang berkaitan dengan kehidupan Bermasyarakat
Dalam hal ini penulis kitab ini membagi dalam 12 nilai pokok, yaitu :
a)      Menjaga harta benda dan penjelasan tentang segala transaksi yang berkaitan dengannya, seperti; tidak boleh dikuasakan kepada orang idiot, pembagian tirkah, serta adanya ancaman bagi orang yang melanggar terhadap aturan-aturan islam tentang harta untuk menjaga hak-hak seluruh manusia.
b)      Haramnya berbuat kejelekan dan ketentuan hukuman bagi pelakunya untuk membebaskan masyarakat dari ahli zina dan perbuatan jahat lainnya, dan dari orang-orang yang menyia-nyiakan fitrah manusia seperti penyakit homosexsual dan lesbian.
c)      Haramnya memakan harta manusia secara bathil.
d)     Selalu berhati-hati dalam berhubungan dengan orang-orang yahudi sebab perbuatan dan niat jelek mereka kepada islam dan kaum muslimin. Pada kenyataannya masyarakat muslim dimanapun dan kapanpun tidak akan mampu hidup secara aman selama mereka hidup berdampingan bersama orang-orang yahudi.
e)      Selalu berhati-hati terhadap orang munafik yang hampir sama berbahayanya dengan orang-orang yahudi, karena sifat-sifat mereka yang bermuka dua.
f)       Membebaskan keimanan dari hal-hal yang menyebabkan lemah, berupa : melakukan perbuatan maksiyat, mengambil hak-hak orang lain, meninggalkan perintah-perintah allah dan lain-lain.
g)      Menghormati orang-orang yang berilmu dan orang-orang beriman serta mengikuti pendapat-pendapat mereka.
h)      Diharamkannya darah-darah manusia (muslim maupun kafir)  dalam keadaan damai, wajibnya dikenakan hukuman bagi orang yang membunuh baik secara sengaja maupun tidak.
i)        Disyariatkan untuk pidah dari tempat yang tidak ada kebebasan untuk mengakkan akidah islamiyah. Syariat ini berlaku dimanapun dan kapanpun.
j)        Selalu membela kebenaran, dan menghilangkan kezhaliman dari orang-orang yang teraniaya sekalupun orang yang teraniaya tersebut adalah orang yahudi, karena setiap kezhaliman adalah haram.
k)      Ketentuan adanya balasan adalah perbuatan manusia ansikh dan bukan keinginan-keinginan yang kosong. إن خيرا فخير وإن شرا فشر
l)        Penegasan tentang etika bermasyarakat dimana hal ini banyak dibahas dalam surat-surat yang lain dalam Al-quran.

D.      Simpulan
Pengarang dalam menyusun kitab ini telah mampu mengungkapkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam setiap ayat dalam surat al-Nisa’, secara jelas dan cermat. Nilai-nilai pendidikan yang dijelaskan sebagian besar –atau bahkan keseluruhan– berkaitan dengan nilai-nilai karakter yang perlu secara terus menerus diperhatikan dan dibangung oleh setiap Muslim.
Akan tetapi, menurut hemat kami, dalam memahami kitab ini perlu membaca secara detail, ayat per-ayat, karena  kitab ini tidak disusun secara tematik, namun penulis, membahasnya berdasarkan urutan ayat dalam surat al-Nisa’ mulai dari ayat 1 – ayat 176. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Saran Anda