Penulis :
Prof. Dr. Ali Abd. Halim Mahmud
Penerbit :
Syirkah al-amal li al-tajhizat al-fanniyyah
Tahun Terbit : 1999 M
Cetakan : -
Jumlah Halaman : 481 Halaman
A. Pengantar
Buku ini merupakan rangkaian dari silsilah
pembahasan buku tentang pendidikan yang ada di dalam al-Qur’an yang terdiri
dari tujuh halaqah. Dan kitab ini, yang membahas tentang Pendidikan Islam dalam
surat al-Nisa’ merupakan hasil kajian beliau
untuk seri yang ke enam, dari tujuh seri kitab beliau yang membahas tentang Al-Dirasah
Al-Islamiyyah. Ketujuh seri kitab beliau adalah ;
1) التربية
الإسلامية في سورة المائدة، 2) التربية الإسلامية في سورة النور، 3) التربية
الإسلامية في سورة آل عمران، 4) التربية الإسلامية في سورة الأحزاب، 5) التربية
الإسلامية في سورة الأنفال، 6) التربية الإسلامية في سورة النساء، 7) التربية
الإسلامية في سورة التوبة
Sebagai sesuatu yang sangat penting bagi kaum
muslimin khususnya yaitu melakukan pendidikan dan pengajaran dengan melalui al-Qur’an
dan sunnah Nabi, sebagai sumber pertama dan utama untuk mencapai tujuan hidup
yang diinginkan abaik sebagai individu, maupun sebagai masyarakat.
Para ulama sepakat bahwa hal paling utama yang
dibutuhkan oleh manusia dalam ilmu dan pendidikan adalah pendidikan karakter
yang berkaitan dengan akidah, ibadah dan hubungannya dengan sesama Manusia, untuk
mencapai kehidupan yang sempurna dan bahagian di dunia dan akhirat. Semua itu
sudah termaktub dalam al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Kedua sumber
tersebut merupakan kurikulum dalam pendidikan yang tidak akan lekang oleh
jaman. Dan salah satu nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil dan dijadikan
pijakan oleh kaum Muslimin adalah nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam
surat al-Nisa’.
Surat al-Nisa’ merupakan salah satu susat dalam
al-Qur’an yang dalam urutan Mushhaf berada pada urutan ke 4 setelah surat Ali
Imran. Menurut Syeh al-Fairuz Abadi, surat al-Nisa’ disebut surat al-Nisa’
al-kubra sedangkan surat al-Thalaq disebut surat al-Nisa’
al-shughra.
Ditambahkannya kata al-Nisa’ pada surat ini, karena
surat ini penuh dengan hukum-hukum yang khusus kepada perempuan (wanita) baik
kapasitasnya sebagai seorang istri, anak, maupun sebagai seorang ibu, hukum
tentang hubungan suami istri, hukum mawarits, dan lain-lain.
Jumlah ayat dalam surat al-Nisa’ ada tiga
fersi. Menurut Ahlul Madinah, Makkah dan Bashrah jumlah ayatnya terdiri dari
175 ayat, menurut Ahlul Kufah 176 ayat dan menurut ahlul al-syam terdiri dari
177 ayat.
B. Profil Dr. Ali Abd. Halim Mahmud
ali abdul halim mahmud |
Syeikh Abdul Halim Mahmud lahir
pada 12 Mei 1910, bersamaan 2 Jamadil
Awal 1328 hijrah di desa Abou Ahmed (sekarang Al Salam), di kawasan Pentadbiran
Bilbeis Sharqeya, 50 kilometer utara timur dari kairo, Mesir.
Beliau dibesarkan dalam sebuah
keluarga pertengahan dan mempunyai pertalian keturunan (nasab) dari cucu
al-hussein hingga rasulullah sallahualaihiwassalam. Ayahnya adalah seorang
Azhari (bekas pelajar Azhar) dan bekerja sebagai seorang hakim desa. Syeikh Abd
al-Halim mula menghafal Al-Qur'an di desa Kuttab. beliau menyelesaikan hafalan
tersebut pada usia yang sangat muda.
Syeikh Abd Halim mendapatkan pendidikan
tinggi di Universitas Azhar pada tahun 1928. Pada waktu itu pendidikan Azhar
tidak terbagi kepada beberapa fakultas. Syeikh Abd Halim Mahmud menuntut ilmu
dengan beberapa orang syeikh Azhar yang terkenal pada masa itu seperti Syeikh
Mahmud Shaltut, Syeikh Hamid Meheisen, Syeikh al-Zankaloni, Syeikh Muhammad
Abd-Allah Daraz, Syeikh Muhammad Mustafa al-Maraghi dan Syeikh Mustafa
Abdurraziq
Pada tahun 1932, Syeikh Abd Halim
lulus al-Azhar. Setelah lulus, beliau pergi ke Perancis melanjutkan studinya
didampingi isteri tercinta. Berkat usahanya yang gigih, tanpa mengenal lelah,
maka akhirnya beliau berhasil memperolehi gelar Ph.D-nya dalam bidang Falsafah
dari Universite de Paris - La Sorbonne pada tahun 1940. Syeikh Abd al-Halim
menyelesaikan tesisnya dalam bidang tasawuf dan mengkaji kehidupan al-Harith
ibn-Asad Al-Muhasibi pada tahun 1940. Beliau dibimbing oleh Masignon seorang
orientalis( barat).
Sekembalinya di tanah air (mesir),
Syeikh Abd Halim mengawali karirnya sebagai seorang profesor di Fakultas Bahasa
Arab di Universitas al-Azhar As-syarif. Beliau
kemudian dipindahkan ke Fakultas Agama pada tahun 1951. Disana beliau di lantik
menjadi dekan fakultas pada tahun 1964. Pada tahun 1969, beliau diangkat
sebagai Sekretaris Jendral Majlis Penyelidikan Islam (al-Buhuth al Majma
'-Islamiya). Pada tahun 1970, beliau dilantik sebagai wakil al-Azhar (Imam).
Pada tahun 1971, beliau menjadi Menteri Waqaf dan kemudian dilantik sebagai
Imam besar al-Azhar pada tahun 1973 sampai wafatnya..
Di al-Azhar beliau melakukan
beberapa langkah besar, seperti membentuk pusat-pusat tahfidz al-Qur’an di
seluruh kota dan propinsi, mengoptimalkan peran ma’had ibtida’iyah al-Azhar,
ma’had tsanawiyah al-Azhar, ma’had askariyah (militer) dan ma’had untuk pelajar
putri. Syaikh Abdul Halim Mahmud dimasa kepemimpinannya juga mendesak
pemerintah Mesir untuk menerapkan syariat Islam. Karena menurut beliau,
penerapan syariat Islam adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan kejayaan
Islam. Dia dikenal karena pendekatan modernisasi mengajar di Al Azhar, memberitakan moderasi dan merangkul ilmu
pengetahuan modern sebagai kewajiban
agama.
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, meninggal di Kairo pada tanggal 17
Oktober 1978 dalam usia 68 tahun. dia dikenang karena menghidupkan kembali tasawuf melalui tulisan produktif pada tahun (1910-1978), beliau dikenang sebagai mantan rektor al-Azhar yang menulis banyak tentang tasawuf. Dan dia juga dikenang memiliki kemampuan yang unik untuk mengintegrasikan
dimensi eksoteris dan esoteris
Islam. dan dia adalah
orang yang berpengaruh pada tahun
1960-1970-an, periode Sadat di mana kebangkitan Islam mulai bangkit di Mesir. "
C. Deskripsi Isi
Kitab
Kitab ini merupakan hasil kajian ke enam dari tujuh seri
kitab tentang “al-Tarbiyyah fi al-Qur’an” yang disusun oleh Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud. Pembahasan dalam kitab ini terdiri dari
lima belas Pokok bahasan. Dalam masing-masing Pokok bahasan tersebut, penulis membaginya lagi ke dalam
beberapa sub sesuai urutan dengan mengemukakan nilai-nilai pendidikan yang
terkandung dalam setiap ayat tersebut. Ke lima belas pokok bahasan tersebut
adalah ;
1. Pokok bahasan 1,
terdiri dari 35 ayat, mulai ayat 1 sampai 35, membahas tentang hak dan
kewajiban Perempuan dan Masyarakat secara umum.
Nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah; tentang keesaan dan ketaqwaan kepada Allah,
asal manusia dari satu jiwa (Nabi Adam dan Hawa), kewajiban menjaga
kekerabatan, kewajiban memelihara anak yatim dan menjaga hartanya,
ditempatkannya wanita pada tempat yang terhormat, laki-laki boleh menikahi
perempuan sampai 4, tentang hukum mawarits, tidak boleh mengurangi hak-hak
wanita, dua hal yang harus diperhatikan dalam mengatur dan memperbaiki
masyarakat, yatu ; memperbaiki manusia dari perbuatan dosa (zina, liwath,
musafahah, dll), selalu mulazamah terhadap ketentuan dan aturan Allah
2. Pokok bahasan 2,
Mulai ayat 36 – ayat 43, tentang Pembebasan
Masyarakat dari Syirik dan hal-hal Tercela.
Nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang ibadah
kepada Allah SWT, berbuat baik kepada orang tua dan kerabat dan anak yatim
serta tetangga, menghindar dari sifat-sifat bakhil, riba dan bersekutu dengan
setan serta menghindar dari kejelekan-kejelekan lainnya. nilai-nilai yang
terkandung dalam ayat tersebut disyariatkannya tayammum ketika tidak ada air.
3. Pokok bahasan 3,
mulai ayat 44 – ayat 57, membahas tentang Orang Yahudi dan Ahlul Kitab serta
Keadaan Mereka,.
Nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam
ayat-ayat tersebut adalah dua kelompok yang paling memusuhi islam yaitu
yahudi dan nasrani, serta sifat-sifat mereka yang munafik (ketika dihadapan
orang islam mereka menyatakan tunduk tapi ketika dibelakang orang islam mereka
menentang) serta sifat-sifat kejelekan lainnya.
4. Pokok bahasan 4,
mulai ayat 58 – 87, menjelaskan beberapa hal yang menjadi penyangga tegaknya
hukum Islam, antara lain ; a) budi pekerti yang luhur, seperti amanah, adil,
taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ulil amri, b) jihad di jalan Allah.
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah Tentang Perintah
Allah untuk melaksanakan Amanah dan menegakkan Syari’at, beberapa pelajaran
tentang pendidikan ke-Jihad-an bagi pribadi dan masyarakat serta tentang
kepemimpinan.
Amanah
menurut para ulama dapat dikategorikan menjadi empat; 1) Amanah Manusia kepada
Tuhan-Nya, berupa amanah pancaindera yang lima (lisan, mata, telinga, tangan
dan kaki) untuk selalu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya, 2) Amanah Manusia terhadap sesame Makhluk, seperti amanah pada saat
menerima titipan, 3) Amanah terhadap dirinya sendiri, seperti memilih hal yang
terbaik bagi dirinya dalam urusan Agama dan dunia, 4) Amanah dalam arti
mengembalikan segala hal yang menjadi pertentangan kepada Allah dan Rasul-Nya
(kapada al-Qur’an dan Hadits)
5. Pokok bahasan 5,
mulai ayat 88 – 94, membahas tentang orang-orang Munafik .
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah pembahasan
sifat-sifat orang munafik, keadaan mereka, tatacara berhubungan dengan mereka,
serta hukuman membunuh seseorang baik secara sengaja ataupu karena keliru.
6. Pokok bahasan 6,
mulai ayat 95 – 104, membahas tentang Tata cara berperang di jalan Allah
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah berbedanya pahala
antara orang yang berjihad dijalan Allah dan orang yang tidak jihad, jihad
dengan harta dan jihad dengan jiwa, orang yang tidak ikut berjihad dijalan
Allah adalah zhalim, kewajiban shalat maktubah, tata cara shalat khouf dan
perperangan antara orang islam dan orang kafir.
7. Pokok bahasan 7,
mulai ayat 105 – 115, Membahas tentang tujuan diturunkannya Al-Quran serta
penjelasan tentang keadaan orang-orang munafik dan setan
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa Al-Quran
berisi tentang perkara-perkara yang haq, rahmatnya Allah yang luas dengan
menerima taubat, Syirik kepada Allah merupakan dosa besar dan dosa yang tidak
diampuni, Jalan untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat dengan selalu
berpegang pada kiabullah dan sunnah nabinya, serta kewajiban mengikuti rosul
dan tidak menentangnya serta menjelaskan tentang akibat atau hukuman yang
menentang rosul dan tidak mengikuti
jalannya orang mukmin.
8. Pokok bahasan 8,
mulai ayat 116 – 126, membahas tentang Ampunan
Allah terhadap semua dosa kecuali Syirik serta perbuatan dan balasannya menurut
Allah ta’ala
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang ampunan
Allah terhadap semua dosa yang dilakukan oleh manusia kecuali syirik, bahwa
balasan terhadap perbuatan didasarkan atas kadar keiman dan perbuatan manusia,
ketentuan umum dalam balasan perbuatan adalah من
يعمل سوءا يجز به, bahwa paling baiknya agama serta paling
dekatnya agama kepada ridha Allah adalah berserah dirinya manusia kepada Allah
Ta’ala, dan kepasrahannya terhdap ketentuan Allah serta tunduknya segala
perintah dan larangan Allah.
9. Pokok bahasan 9,
mulai ayat 127 – 134, membahas tentang beberapa
hukum yang berkaitan dengan perempuan
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang Hukum
menikah dengan perempua-perempuan yatim, bergaul dengan perempuan yang nusus,
dianjurkannya untuk berdamai ketika ada perselisihan antara suami dan istri,
ketidakmampuan suami untuk adil jika beristri lebih dari satu, bolehnya cerai,
ditututnya manusia agar selalu berlaku adil sekalipun berlawanan dengan dirinya
maupun keluarganya
10. Pokok bahasan
10, mulai ayat 135 – 152, membahas Wasiat bagi orang-orang mukmin
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang selalu
beriman kepada Allah, bahwa kekafiran kepada Allah mereupakan suatu kesesatan,
ancaman adanya siksa bagi prang-orang munafik yaitu orang-orang beriman
kemudian kafi, beriman kemudian kafir dan orang-orang yang menjadikan orang
kafir sebagai pemimpin.
11. Pokok bahasan
11, mulai ayat 153 – 162, membahas tentang Yahudi dan pertentangannya terhadap
kebenaran
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa orang-orang
yahudi dimanapun dan kapanpun akan selalu menentang terhadap kebenaran (islam
dan muslimin), bahwa orang-orang yahudi mempunyai sejarah masa lalu terhadap
hal-hal yang bathil, yahudi merupakan guru Besarnya kemunafikan.
12. Pokok bahasan
12, mulai ayat 163 – 170, tentang satu kesatuan konsep para rasul
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah tentang segala
sesuatu yang diwahyukan kepada nabi Muhammad juga diwahyukan kepada rasul
sebelumnya, jauh dari kebenaran dapat menyebabkan 2 hal yaitu kufur kepada
Allah dan menghalangi manusia untuk beriman, bahwa utusan yang terakhir adalah
nabi Muhammad yang dutus oleh Allah untuk seluruh manusia.
13. Pokok bahasan
13, mulai ayat 171 – 173, membahas tentang Ketentuan bahwa mayoritas ahlu al-kitab adalah orang-orang ekstrim.
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa ekstrim dalam
agama itu dilarang, bahwa keesaan Allah merupakan sesuatu yang sesuai dengan
fitrah manusia, golongan yang mengatakan Allah 3 itu kafir adalah syirik,
ibadah kepada Allah tidak memerlukan perantara.
14. Pokok bahasan
14, mulai ayat 174 – 175, Membahas tentang seruan kepada manusia untuk beriman
kepada kerasulan Nabi Muhammad.
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah member nikmat kepada
manusia berupa utusan yang terakhir yaitu nabi muahammad, Al-Quran adalah
cahaya yang menunjukkan manusia kepada kebenaran.
15. Pokok bahasan
15, terdapat pada ayat 176, Penjelasan hukum “Kalalah”. Kalalah adalah orang
yang mati tanpa ahli waris tidak memiliki orang tua dan anak.
Nilai-nilai
Pendidikan yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut adalah bahwa syariat islam
adalah syariat yang sempurna dan memerintahkan manusia untuk selalu berpegang
teguh terhadap syariat islam, Allah SWT menjelaskan tentang tirkah untuk memberi
petunjuk kepada manusia agar tidak tersesat, serta kewajiban kepada orang-orang
muslim untuk mempercayai bahwa segal ketentuan Allah adalah untuk kebaikan
manusia baik agama maupun dunianya.
Secara
Global, nilai-nilai Pendidikan yang terkadung dalam Surat al-Nisa’,
dapat kami paparkan sebagimana berikut :
1. Nilai-nilai yang
berkaitan dengan keluarga, yaitu ;
a) Hubungan tentang
suami istri berupa hak dan kewajiban, kasih sayang dan lain-lain
b) Berbuat baik
kepada anak yatim, orang miskin dan lemah baik kerabat dekat maupun kerabat
jauh
c) Ketentuan
tentang kebebasan berkehendak dalam membangun keluarga dan tidak didasari
adanya pemaksaan kehendak
2. Nilai-nilai
pendidikan yang berkaitan dengan kehidupan Bermasyarakat
Dalam
hal ini penulis kitab ini membagi dalam 12 nilai pokok, yaitu :
a) Menjaga harta
benda dan penjelasan tentang segala transaksi yang berkaitan dengannya,
seperti; tidak boleh dikuasakan kepada orang idiot, pembagian tirkah, serta
adanya ancaman bagi orang yang melanggar terhadap aturan-aturan islam tentang
harta untuk menjaga hak-hak seluruh manusia.
b) Haramnya berbuat
kejelekan dan ketentuan hukuman bagi pelakunya untuk membebaskan masyarakat
dari ahli zina dan perbuatan jahat lainnya, dan dari orang-orang yang
menyia-nyiakan fitrah manusia seperti penyakit homosexsual dan lesbian.
c) Haramnya memakan
harta manusia secara bathil.
d) Selalu
berhati-hati dalam berhubungan dengan orang-orang yahudi sebab perbuatan dan
niat jelek mereka kepada islam dan kaum muslimin. Pada kenyataannya masyarakat
muslim dimanapun dan kapanpun tidak akan mampu hidup secara aman selama mereka
hidup berdampingan bersama orang-orang yahudi.
e) Selalu
berhati-hati terhadap orang munafik yang hampir sama berbahayanya dengan
orang-orang yahudi, karena sifat-sifat mereka yang bermuka dua.
f) Membebaskan
keimanan dari hal-hal yang menyebabkan lemah, berupa : melakukan perbuatan maksiyat,
mengambil hak-hak orang lain, meninggalkan perintah-perintah allah dan
lain-lain.
g) Menghormati
orang-orang yang berilmu dan orang-orang beriman serta mengikuti
pendapat-pendapat mereka.
h) Diharamkannya
darah-darah manusia (muslim maupun kafir)
dalam keadaan damai, wajibnya dikenakan hukuman bagi orang yang membunuh
baik secara sengaja maupun tidak.
i)
Disyariatkan untuk pidah dari tempat yang tidak ada
kebebasan untuk mengakkan akidah islamiyah. Syariat ini berlaku dimanapun dan
kapanpun.
j)
Selalu membela kebenaran, dan menghilangkan
kezhaliman dari orang-orang yang teraniaya sekalupun orang yang teraniaya
tersebut adalah orang yahudi, karena setiap kezhaliman adalah haram.
k) Ketentuan adanya
balasan adalah perbuatan manusia ansikh dan bukan keinginan-keinginan yang
kosong. إن خيرا فخير وإن شرا
فشر
l)
Penegasan tentang etika bermasyarakat dimana hal ini
banyak dibahas dalam surat-surat yang lain dalam Al-quran.
D. Simpulan
Pengarang dalam menyusun kitab ini telah mampu
mengungkapkan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam setiap ayat dalam
surat al-Nisa’, secara jelas dan cermat. Nilai-nilai pendidikan yang
dijelaskan sebagian besar –atau bahkan keseluruhan– berkaitan dengan
nilai-nilai karakter yang perlu secara terus menerus diperhatikan dan dibangung
oleh setiap Muslim.
Akan tetapi, menurut hemat kami, dalam memahami
kitab ini perlu membaca secara detail, ayat per-ayat, karena kitab ini tidak disusun secara tematik, namun
penulis, membahasnya berdasarkan urutan ayat dalam surat al-Nisa’ mulai dari
ayat 1 – ayat 176.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Saran Anda