Sepulang dari Kota Kuala Tungkal, malamnya (26/9/14) saya teringat
Prof. Imam suprayogo pernah berkata (lebih kurang 3 tahun yang lalu), “tulislah
apa yang bisa kamu tulis, walaupun itu sederhana” (kira-kira begitulah).
menulis memang suatu impian saya, tapi dari dulu saya bingung mau
nulis apa. tapi jika kembali mengingat yang disampaikan beliau diatas,
bahwasanya saya harus memulai dari yang sederhana. tentunya dimulai dari hal
yang saya dapat disekitar saya.
menulis bukan harus menunggu kita mendapat sesuatu yang menarik.
menarik itu relative. bagi saya topik politik menarik, tapi bagi yang lainnya
topic politik hanya menghabiskan waktu saja, toh siapapun yang berkuasa tidak
berpihak kepada rakyat.
kebetulan saya adalah seorang guru, tentunya seorang guru mempunyai
tugas mendidik, membina, memotivasi dan hal lainnya yang dapat merubah siswa
menjadi yang lebih baik (mencerdaskan anak bangsa). saya rasa tidak cukup untuk
share ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman di kelas saja. jika hanya
dikelas tentu ruang lingkupnya lebih sempit. tapi jika saya share dengan
menulis, tentunya siapa saja bisa membaca.
namun bukan berarti membuat tulisan itu kita LEBAY atau ALAY,
tergantung dari apa yang kita tulis. menulis tentang hal yang tidak seharusnya
orang tahu tentang privasi kita itulah yang dianggap dari 2 kata itu. kita
menulis supaya bisa share hal yang bermanfaat bukan menyebarluaskan kondisi dan
privasi kita.
contoh
tulisan status di sosmed yang tidak bermanfaat :
-
“Aku
Chayank U”
-
“OTW
jambi”
-
“Kuliah
perdana langsung tugas”
-
“capek
banget dari mall”
jadi, bukan berarti menulis secara simple/sederhana seprti itu,
tapi selayaknya bisa menjadi info yang bisa dimanfaatkan buat masyarakat yang
mengkonsumsi tulisan tersebut. bahkan sampai mengluarkan kata-kata kotor, kalau
itu terjadi sungguh malang bagi mereka yang mempunyai akun tersebut. membuat
akun sosmed hanya untuk menambah dosa. na’uzdubillah min dzalika.
jika kembali pada pembahasan awal, saya bekeinginan melanjutkan
perjuangan beliau diatas, namun siapun yang membaca tulisan ini, bukan berarti
tugas gurulah untuk menulis. justru dengan zaman teknologi yang canggih ini,
kita dapat memanfaatkannya ditempat yang bermanfaat. guru bukan sekedar ikatan
profesi. karna semua orang bisa menjadi guru. jadi apapun profesi anda secara
tidak langsung dalam kehidupan nyata ini, anda akan menggurui seseorang. namun
yang perlu diingat kita menjadi guru didunia ini bukan untuk tujuan agar orang
berpihak kependapat kita, tapi sesuai dengan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan
anak bangsa.
mari kita berbuat, biasakan menulis yang bermanfaat didunia sosmed,
agar bisa bermanfaat buat kita yang membacanya (bukan sekedar status).
wallahu a’lam bisshawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Saran Anda